Laman

Selasa, 25 Februari 2014

Kembang Gula (Cotton Candy)

Kembang Gula (Cotton Candy)



Pastinya teman-teman sudah tidak asing dengan kembang gula dong? Ya,kembang gula adalah jajanan yangmempunyai bentuk yang beraneka ragam, penuh warna-warni, teksturnya yang lembut dan rasa yang manis, menjadikan manisan ini disukai oleh hampir semua kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Usaha pembuatan gula kapas ini telah dilakukan oleh banyak orang sejak era tahun 1400an yang berbahan air tebu. Pada masa itu, teknik yang digunakan sedikit berbahaya karena membentuknya di bawah bara api, hingga abad ke 18 setelah terciptanya industri gula pasir, pembuatan cotton candy menjadi lebih mudah dan cepat. Semakin majunya industri permesinan, menjadikan pembuatan gula kapas bisa dilakukan dengan lebih cepat dan praktis, cukup 2-3 menit, gumpalan gula kapas telah bisa dibentuk dan disantap.Nyummmy..
Nah..pada tanggal 20 Februari 2014 lalu,kami mencoba membuat kembang gula untuk pertama kalinya.Buat teman-teman yang ingin mencoba juga nih,lihat cara pembuatannya di bawah ini!

A. Alat dan Bahan
  • Mesin gula kapas
  • Gula pasir
  • Pewarna dan perasa makanan yang kamu suka
  • Stick yang terbuat dari bambu atau gulungan kertas manila, serta plastik pembungkus 
            B. Cara Membuat
  •  Panaskan loyang pada mesin 
  •  Masukkan 1-2 sendok makan gula pasir beserta pewarna dan perasa yang diinginkan
  • Nyalakan mesin pemutar kemudian tunggu 2-3 menit hingga butiran-butiran gula menjadi serat-serat seperti kapas.
  • Kumpulkan serat kapas tersebut dengan menggunakan stick yang telah disiapkan.
  • Kemudian segera masukkan kedalam plastik bening (pembungkus) agar gula kapas tetap mengembang.
  • Ikat dengan karet dan siap diberikan ke konsumen.
Ini kegiatan kami saat membuat kembang gula







Oke sekian dari blog kami, tunggu cerita selanjutnya yaa :D

 

Rabu, 19 Februari 2014

Budidaya Timun

Cara Budidaya Timun



 
Timun (Cucumis sativus L.) adalah tanaman sayuran yang banyak kegunaannya antara lain sebagai bahan makanan, bahan obat-obatan dan bahan kosmetika. Sebagai bahan makanan, timun mengandung zat gizi antara lain kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, vitamin B1, vitamin, B2, vitamin C, serat, niacin dan air. Timun bukanlah tanaman asli Indonesia, tetapi berasal dari daerah subtropis. Pada mulanya tanaman timun tumbuh liar di lereng gunung Himalaya dan sebagian terdapat di Afrika. Timun menyebar kenegara-negara Asia dan kini telah menyebar ke seluruh dunia.

Timun adalah tanaman sayuran buah semusim (berumur pendek) seperti terong, labu dan tomat, tumbuh menjalar, berbentuk semak atau perdu bisa mencapai tinggi 2 meter. Akar berbentuk tunggang dan berair, batang lunak dan berair, daun berbentuk bulat dengan ujung daun runcing berganda, berbulu halus dan tulang daun menjari. Bunga terdiri dari bunga jantan dan betina dengan perbandingan jumlah yang relatif sama. Buah panjang silindris dengan bentuk beragam tergantung varietas antara lain Mikro 203, Hercules, Asian Star, Phuket, Ninja, Titan, Hijau Roket, Maksi Roket, Putih Roket, dan lain-lain.

Faktor penting dalam setiap penanaman adalah agroklimat (tanah dan iklim).
Tanah/lokasi yang cocok dengan timun adalah dengan ketinggian tempat 200 - 800 m dpl (dari permukaan laut) dan masih toleran sampai 1.000 m dpl atau kurang dari 200 m dpl. Ketinggian tempat ini sangat terkait dengan iklim setempat. Jenis tanah yang cocok adalah regosol dan latosol yaitu lempung ringan berdrainase baik. Selain itu juga tanah yang gembur, banyak mengandung bahan organik dengan solum (kedalaman tanah) dalam. pH tanah 5,5 - 7,5.
Iklim yang cocok adalah suhu udara 20 -32 derajat C, kelembaban udara 50% – 85%, curah hujan 200 – 400 mm/bulan, cahaya matahari 350 – 400 cal/mm2 setiap hari.


Penyemaian benih dapat dilakukan pada bedengan atau langsung dalam polybag kecil. Media semai yang baik adalah campuran 2 bagian tanah dan 1 bagian pupuk kandang. Sterilisasi media semai bisa dilakukan antara lain dengan memberi Furadan sebanyak 25 gram per 10 liter media, dicampur langsung dengan media tanam. Penyiraman bibit dilakukan 2-3 kali sehari tergantung cuaca dan kekeringan media.
Setelah bibit berumur 14 hari atau tinggi 10 -15 cm atau sudah berdaun 3 – 4 helai bibit sudah bisa ditanam ke kebun atau pot atau polybag besar dengan jarak tanam 40 cm.
Pemeliharaan yang dilakukan adalah :
• Penyulaman, mengganti bibit yang mati.
• Pengairan, penyiraman.
• Pemupukan, dilakukan 1 hari sebelum tanam, 15 hari sesudah tanam dan 30 hari sesudah tanam dengan dosis sekali pupuk sebagai berikut :
o Urea : 3 gram per tanaman
o SP36 : 2,5 gram per tanaman
o KCl : 2 gram per tanaman
• Penyiangan, pendangiran dan pembumbunan.
• Pemberian ajir, agar tanaman tegak.
• Pemangkasan dan pangaturan buah. Buang cabang anakan pertama sampai ke 5, agar buah muncul di atas, kalau buah di bawah dan kurang sinar matahari, buah akan bengkok. Peliharalah cabang anakan dari nomor 6 dan seterusnya.
• Pemeliharaan dari hama dan penyakit.
• Panen. Bunga akan muncul 20 - 25 hari setelah tanam. Buah bisa di panen setelah 7 – 10 hari bunga mekar (umur 1- 2 bulan sesudah tanam). Waktu panen yang baik adalah saat cuaca cerah, tidak hujan, pagi atau sore hari. Simpanlah buah pada tempat yang sejuk.


Sabtu, 15 Februari 2014

Jadwal Peawatan Tanaman Mentimun

Untuk merawat tanaman kami, kami membuat jadwal penyiraman tanaman mentimun setiap hari. Berikut adalah jadwal penyiramannya:



No
Nama
Hari
1
Ami Lukyanda
Senin
2
Ardhin Dwi Setiawan
Kamis
3
Eka Putri Qurniazhari
Sabtu
4
Kartika Dwi Cahyanti
Rabu
5
Mailiza Maharani
Selasa
6
Titik Nur Hasanah
Jumat